Sabtu, 08 Februari 2014

Idealisme

Malam ini saya menonton acara TV yang dipandu ole Najwa Shihab, namanya acaranya Mata Najwa yang malam ini mengusung tema "Habibie hari ini". Melihat temanya sudah bisa ditebak, bintang tamunya malam ini memang bapak presiden RI yang ketiga, bapak Baharudin Jusuf Habibie.
Sosok yang menarik, idealis, rendah hati, jenius, dan sangat luar biasa menurut saya. Bisa dikatakan salah satu tokoh idola saya. perbincangan Najwa dengan Pak Habibie dan beberapa orang terdekat serta orang-orang yang pernah bersinggungan langsung dengan beliau benar-benar mengemas acara Mata Najwa terasa begitu spesial malam ini.
Cara bicara khas Pak Habibie sungguh saya menyukainya, dia benar-benar orang yang idealis. Melihat perjuangan beliau, saya jadi teringat akan diri saya sendiri ketika saya berjuang akan satu kata itu "Idealis". ketika saya berada di tangguk kepemimpinan, dan saya harus berhadapan dengan orang-orang yang berada dalam sistem, itu benar-benar saat yang sulit.
Sistem, kata yang selalu saya perdebatkan ketika berdiskusi dengan teman-teman saya. sistem adalah hal yang paling sulit dimasuki oleh mereka yang idealis, mereka yang cerdas. Saya belum menyadari benar sebelumsay menjadi pemimpin. Selama ini, saya aktif di organisasi kemahasiswaan, mengkritik pemimpin A, B, C dst. Saat saya menjadi pemimpin (organisasi intra kampus) saya baru menyadari segelintir dari perasaan hati seorang pemimpin, dilemanya menjadi seorang pemimpin. Bagaimana sulitnya mengambil keputusan, terutama disaat paling genting. Dan satu hal yang paling sulit, berhadapan dengan sistem. Karena, sebagian besar sistem menuntut kita untuk melupakan idealis diri yang telah kita bangun. Saat itu, saya bertekad untuk tetap menjalankan tugas saya, bergaul dengan orang-orang dalam lingkaran sistem tersebut, tanpa sedikitpun menyentuh idelisme saya. Idealisme bagi saya adalah harga diri, tujuan hidup yang terpatri dan tak bisa di otak atik.

Jakarta, 08 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar